MANFAAT SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN DALAM MENGANALISIS
BISNIS
Disusun
untuk memenuhi dan melengkapi tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
Oleh :
Etika Saraswati
11130082
JURUSAN AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU
EKONOMI
BANK BPD JATENG
SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia Nya, sehingga
penulis mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini disusun
dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen yang
diampu oleh Septia Lutfi,S.kom. ,M.kom. Pada kesempatan ini, Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak dan Ibu saya yang telah mendoakan
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan lancar. Ucapan terima kasih
disampaikan juga kepada dosen pengampu yang telah memberikan arahan. Penulis
menyadari bahwa “tiada gading yang tak retak” tentunya tugas ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari
pembaca akan dijadikan motivasi demi penyempurnaan dan perkembangan
selanjutnya. Penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang
yang membacanya.
Semarang, 11
Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
1.2
Rumusan masalah
1.3
Manfaat makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
2.2
Penertian menurut para ahli
2.3
Perbandingin dengan analitis bisnis
2.4
Aplikasi dalam sebuah perusahaan
2.5
Dukungan bisnis
2.6
Kebutuhan bisnis
2.7
Jumlah dan kualitas dari data yang ada
2.8
Aspek pengguna
2.9
Pangsa pasar
2.10
Spesifik industri
2.11 Data
semi terstruktur dan tak terstruktur
2.12
Data tak terstruktur terhadap data
semi-terstruktur
2.13
Masalah dengan data semi-terstruktur atau
tak-terstruktur
2.14
Penggunaan metadata
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seiring dengan pesatnya perkembangan
teknologi juga mendorong semua orang untuk bisa memanfaatkannya guna menambah
informasi.hal ini juga menjadi pertimbangan bagi pelaku dunia bisnis untuk bisa
memanfaatkan perkembangan teknologi ini untuk kemajuan bisnisnya. Teknologi IB menyediakan riwayat, pandangan sekarang
dan prediksi dari operasi bisnis. Fungsi-fungsi umum dari teknologi inteligensi
bisnis adalah pelaporan, pemrosesan analisis daring, analitis, penggalian data,
penggalian proses, pemrosesan kejadian kompleks, manajemen performansi bisnis,
pengukuran, penggalian teks, analitis prediktif dan analitis preskriptif.para
pelaku dunia bisnis ini bisa memanfaatkan perkembangan teknologi ini untuk
menganalisi managemen keuangan perusahaannya.selain itu untuk bisa mengetahui
perkembangan bisnisnya bisa juga untuk mengetahui kinerja para pegawainya.ini
memberikan dampak positif bagi para pelaku usaha seiring dengan pesatnya
perkembangan sistem teknologi informasi.akan tetapi tidak hanya untuk di dunia
bisnis juga bisa digunakan di bidang yang lain seperti
pendidikan,perbankan,pelayanan masyarakat untuk mendapatkan data mentah dan
diolah menjadi informasi yang berguna.sehingga sistem informasi manajemen dalam
hal intelejensi bisnis ini sangat bermanfaat untuk masyarakat.
1.2
Rumusan Masalah
1. Mengapa sistem informasi manajemen intelejensi
bisnis berguna untuk menganalisis keuangan dunia bisnis ?
2. Bagaimana
para pelaku dunia bisnis memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk
kemajuan bisnisnya ?
3. Mengapa para pelaku dunia bisnis sangat membutuhkan
sistem informasi manajemen dalam hal intelejensi bisnis ?
1.3 Manfaat Makalah
Makalah ditujukan untuk melengkapi tugas mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen.dan untuk mengetahui manfaat dari perkembangan
sistem informasi manajemen intelejensi bisnis untuk dunia bisnis.semoga makalah
ini dapat menambah wawasan dan informasi bagi masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Inteligensi Bisnis (IB) adalah
sekumpulan teknik dan alat untuk mentransformasi dari data mentah menjadi
informasi yang berguna dan bermakna untuk tujuan analisis bisnis. Teknologi IB
dapat menangani data yang tak terstruktur dalam jumlah yang sangat besar untuk
membantu mengidentifikasi, mengembangkan, dan selain itu membuat kesempatan
strategi bisnis yang baru. Tujuan dari IB yaitu untuk memudahkan interpretasi
dari jumlah data yang besar tersebut. Mengidentifikasi kesempatan yang baru dan
mengimplementasikan suatu strategi yang efektif berdasarkan wawasan dapat menyediakan
bisnis suatu keuntungan pasar yang kompetitif dan stabilitas jangka panjang.
IB dapat digunakan untuk mendukung
sejumlah besar keputusan bisnis mulai dari operasi sampai strategis. Keputusan
operasi termasuk penempatan dan harga produk. Keputusan strategis termasuk
prioritas, tujuan dan arah pada tingkat yang lebih luas. Pada semua kasus, IB
lebih efektif bila digabungkan dengan data yang didapat dari pasar tempat
perusahaan beroperasi (data eksternal) dengan data dari sumber internal bisnis
perusahaan seperti data operasi dan finansial (data internal). Bila
digabungkan, data eksternal dan internal bisa menyediakan gambaran yang lebih
lengkap, yang efeknya, menciptakan "inteligensi" yang tidak dapat
diturunkan dari kumpulan data tunggal manapun.
Inteligensi
Bisnis dibangun dari sejumlah komponen termasuk:
- Alokasi dan agregasi multidimensi
- Denormalisasi, penandaan dan standarisasi
- Pelaporan seketika dengan peringatan analitis
- Sebuah metode antarmuka terhadap sumber data tak terstruktur
- Perkiraan konsolidasi grup, anggaran dan perpindahan (pegawai)
- Inferensi statistik dan simulasi probabilitas
- Optimisasi kunci indikasi performansi
- Pengontrolan versi dan manajemen proses
- Manajemen item terbuka
2.2 Pengertian Menurut Para Ahli
Istilah Inteligensi Bisnis awalnya ditemukan oleh Richar
Millar Devens dalam Cyclopedia of Commercial and Business Anecdotes pada tahun 1865. Devens menggunakan istilah
tersebut untuk menjelaskan bagaimana seorang bankir, Sir Henry Furnese,
mendapatkan profit dengan memainkan informasi tentang lingkungannya, sebelum
kompetitornya. "Sepanjang Holandia, Flanders, Perancis, dan Jerman, dia
memelihara rentetan inteligensi bisnis yang komplit dan sempurna.
Berita-berita dari banyak pertempuran pertama kali diterima olehnya, dan
jatuhnya Namur menambah keuntungannya, berkat penerimaan paling awal dari
berita." (Devens, (1865), p. 210). Kemampuan untuk mengumpulkan dan
bereaksi berdasarkan informasi yang diterima, suatu kemampuan yang Furnese
sangat handal, sampai sekarang masih menjadi jantung dari IB.
Dalam artikel tahun 1958, peneliti dari IBM Hans Peter Luhn menggunakan istilah inteligensi
bisnis. Dia menggunakan definisi kamus Webster tentang inteligensi:
"kemampuan untuk memahami hubungan mendalam dari fakta yang ada dengan
suatu cara sebagai panduan aksi terhadap tujuan yang diinginkan.
2.3 Perbandingan dengan analitis bisnis
Inteligensi bisnis dan analitis bisnis terkadang digunakan bergantian, tapi
ada definisi alternatif. Salah satu definisi membedakan keduanya, menyatakan
bahwa istilah inteligensi bisnis mengacu pada mengoleksi data bisnis untuk
menemukan informasi terutama lewat mengajukan pertanyaan, laporan, dan proses
analitis daring. Analitis bisnis, di sisi lain, menggunakan alat statistik dan
kuantitatif untuk pemodelan yang prediktif dan bisa dijelaskan.
Dalam definisi alternatif, Thomas Davenport, profesor manajemen dan teknologi informasi di Babson College berargumen bahwa inteligensi bisnis
seharusnya dibagi menjadi querying, pelaporan, Pemrosesan analitis daring (Online analytical processing
- OLAP), sebuah alat "peringatan", dan analitis bisnis. Dalam
definisi ini, analitis bisnis adalah bagian dari IB yang berfokus pada
statistik, prediksi, dan optimisasi, bukan melaporkan fungsionalitas. [
2.4 Aplikasi dalam sebuah perusahaan
Inteligensi
bisnis bisa diterapkan untuk tujuan bisnis berikut, dengan tujuan untuk
mendapatkan nilai bisnis.
1. Perkiraan - program yang membuat
hirarki dari metrik performansi (lihat juga Model Referensi Metrik) dan
pengukuran yang menginformasikan pimpinan bisnis tentang progres kearah tujuan
bisnis (manajemen proses bisnis).
2. Analitis - program yang membuat
proses kuantitatif supaya sebuah bisnis mencapai keputusan yang optimal dan
melakukan penemuan pengetahuan bisnis. Biasanya mengikutkan: penggalian data,
penggalian proses, analisis statistik, analitis prediksi, pemodelan prediksi,
pemodelan proses bisnis, silsilah data, pemrosesan kejadian kompleks dan
analitis preskriptif.
3. Pelaporan/pelaporan perusahaan -
program yang membangun infrastruktur untuk laporan strategis untuk melayani
manajemen strategis dari suatu bisnis, bukan pelaporan operasional. Seringkali
mengikutkan visualisasi data, sistem informasi eksekutif dan OLAP.
4. Kolaborasi/platform kolaborasi -
program yang membuat wilayah yang berbeda (baik dalam dan luar bisnis) bekerja
sama lewat berbagi data dan pertukaran data elektronik.
5. Manajemen pengetahuan - program yang
membuat data perusahaan diarahkan oleh strategi dan praktik untuk
mengidentifikasi, membuat, merepresentasikan, menyalurkan, dan mengadopsi
wawasan dan pengalaman yang benar-benar berpengetahuan bisnis. Manajemen
pengetahuan mengarah ke manajemen pembelajaran dan penyesuaian peraturan.
Sebagai tambahan dari yang di atas, inteligensi bisnis bisa
menyediakan pendekatan pro-aktif, seperti fungsi peringatan yang secara
langsung mengingatkan pengguna jika suatu kondisi tertentu tercapai. Sebagai
contohnya, jika suatu metrik bisnis melampaui batas yang telah ditentukan,
metrik tersebut akan diwarnai dalam laporan standar, dan ahli analis bisnis
diperingatkan lewat email atau layanan pengawasan lainnya. Proses ini
membutuhkan pengaturan data, yang seharusnya ditangani oleh ahlinya.
2.5
Dukungan bisnis
Komitmen dan dukungan dari senior manajemen menurut
Kimball dkk adalah kriteria yang paling penting dalam penilaian.Hal ini
dikarenakan memiliki manajemen yang mendukung kuat membantu melewati permasalahan
yang dihadapi dalam proyek. Namun, seperti yang Kimball dkk. katakan:
"Bahkan rancangan sistem GD/IB yang paling elegan pun tidak dapat mengatasi
minimnya dukungan manajemen bisnis".Sangatlah penting bahwa personil yang
berpartisipasi dalam proyek memiliki visi dan ide tentang keuntungan dan
kerugian dari implementasi sistem IB. Dukungan bisnis yang baik harus memiliki
pengaruh kuat dalam organisasi dan harus berhubungan baik dalam organisasi.
Ideal bila pendukung bisnis menuntut tapi juga harus mampu bersikap realistik
dan suportif jika implementasi menghadapi keterlambatan atau kekurangan.
Sokongan manajemen juga harus mampu mengasumsikan akuntabilitas dan bertanggung
jawab terhadap kegagalan dan kemunduran dari proyek. Dukungan dari berbagai anggota
manajemen memastikan proyek tidak gagal jika salah seorang keluar dari grup
utama. Namun, banyaknya manajer yang bekerja sama dalam proyek bisa juga
berarti akan adanya kepentingan berbeda yang mencoba menarik proyek ke arah
yang berbeda, seperti jika suatu departemen menginginkan pengaruh penggunaan
yang lebih kuat pada sisinya. Masalah ini bisa diatasi dengan analisis yang
spesifik dari awal terhadap wilayah bisnis yang menguntungkan implementasi
kesemuanya. Semua pemegang saham dalam proyek harus berpartisipasi dalam
analisis dengan tujuan supaya mereka merasakan kepemilikan dari proyek dan
untuk menemukan kesamaan.
Permasalahan manajemen yang lain yang harus dihadapi
sebelum memulai implementasi yaitu jika pendukung bisnis terlalu agresif. Jika
individu manajemen terbawa oleh kemungkinan-kemungkinan penggunaan IB dan mulai
menginginkan implementasi GD atau IB untuk memasukan beberapa kumpulan data
yang berbeda yang pada tahap perencanaan awal tidak diikutkan. Namun, karena
implementasi tambahan dari data tambahan bisa menambah jumlah waktu dari
rencana semula, akan lebih bijak untuk memastikan orang dari manajemen sadar
dari aksi mereka.
2.6 Kebutuhan bisnis
Karena keterkaitan yang dekat
dengan senior manajemen, hal penting yang harus diperhatikan sebelum proyek
dimulai adalah apakah ada kebutuhan bisnis dan apakah jelas keuntungan bisnis
dengan melakukan implementasi.Kebutuhan dan keuntungan dari implementasi
terkadang diarahkan oleh kompetisi dan keinginan untuk mendapatkan keuntungan
di pasar. Alasan lain untuk pendekatan berbasis-bisnis untuk implementasi IB
adalah akuisisi organisasi lain untuk memperbesar organisasi awal terkadang
menguntungkan untuk mengimplementasikan GD atau IB dengan tujuan untuk membuat
pengawasan yang lebih.
Perusahaan yang
mengimplementasikan IB biasanya organisasi yang besar dan multinasional dengan
cabang yang beragam. Solusi IB yang dirancang baik menyediakan pandangan
konsolidasi dari kunci data bisnis yang tidak ada di tempat lainnya di dalam
organisasi, memberikan manajemen visibilitas dan kontrol terhadap pengukuran
yang sebelumnya tidak ada.
2.7 Jumlah dan kualitas dari data
yang ada
Tanpa data yang cukup, atau dengan kualitas data yang kecil,
setiap implementasi IB akan gagal: tidak penting seberapa bagus dukungan
manajemen atau motivasi berbasis-bisnis. Sebelum implementasi sebaiknya
dilakukan pemrofilan data terlebih dahulu. Analisis ini mengidentifikasi isi,
konsistensi dan struktur dari data. Hal ini sebaiknya dilakukan seawal mungkin
dalam proses dan jika analis memperlihatkan bahwa datanya kurang, tangguhkan
proyek untuk sementara sambil departemen IT memikirkan bagaimana mengumpulkan
data secara benar.
Saat merencanakan untuk kebutuhan-kebutuhan data bisnis dan
inteligensi bisnis, selalu disarankan untuk mempertimbangkan skenario tertentu
yang berlaku untuk organisasi tertentu, dan kemudian memilih fitur-fitur
inteligensi bisnis yang cocok untuk skenario tersebut.
Terkadang, skenario berkembang di sekitar proses-proses
bisnis yang berbeda, tiap-tiapnya dibangun dari satu atau lebih sumber data.
Sumber-sumber tersebut digunakan oleh fitur-fitur yang menggambarkan data
tersebut sebagai informasi untuk pengetahuan pekerja, yang selanjutnya beraksi
terhadap informasi tersebut. Kebutuhan bisnis dari organisasi untuk setiap
proses bisnis yang diadopsi bergantung pada langkah-langkah penting dari
inteligensi bisnis. Langkah-langkah penting dari inteligensi bisnis ini
mengikutkan, tapi tidak terbatas pada, hal-hal berikut:
1. Langsung ke sumber data untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan
2. Mengubah data bisnis menjadi
informasi dan berikan secara tepat
3. Query dan analisis data
4. Beraksi terhadap data yang
terkumpulkan
Aspek
kualitas dalam inteligensi bisnis harus mencakup semua proses dari sumber data
sampai pelaporan akhir. Pada setiap langkah, gerbang kualitas-nya berbeda:
1. Sumber data
Standarisasi data: agar data dapat
dibandingkan (unit yang sama, pola yang sama, dsb. Manajemen Master Data:
referensial yang unik
2. Penyimpanan data operasional:
Pembersihan data: mendeteksi dan
mengoreksi data yang salah Pemrofilan data: memeriksa nilai yang salah atau
kosong
3. Gudang data:
Kelengkapan: memeriksa apakah semua data telah dimuat Integritas
referensial: unik dan referensial terhadap semua sumber Konsistensi antara
sumber: memeriksa data konsolidasi terhadap sumber
4. Pelaporan:
indikator keunikan:
hanya satu kamus indikator yang dibagikan Akurasi formula: formula pelaporan
lokal harus dihindari atau diperiksa
2.8 Aspek pengguna
Beberapa pertimbangan harus dibuat
dengan tujuan supaya sukses mengintegrasikan penggunaan dari sistem inteligensi
bisnis dalam sebuah perusahaan. Pada akhirnya sistem IB harus diterima dan
digunakan oleh pengguna supaya bernilai bagi perusahaan.Jika usabilitas dari sistem sangat buruk, para pengguna bisa frustasi dan
menghabiskan banyak waktu memahami bagaimana cara menggunakan sistem atau
mungkin tidak benar-benar bisa menggunakan sistem. Jika sistem tidak memberikan
nilai tambah bagi misi pengguna, mereka tidak menggunakannya. Untuk
meningkatkan penerimaan pengguna terhadap suatu sistem IB, disarankan untuk
mengkonsultasikan pengguna bisnis pada tahap awal siklus GD/IB, sebagai
contohnya pada fase pengumpulan kebutuhan. Hal ini bisa menyediakan wawasan
terhadap proses
bisnis dan
apa yang pengguna butuhkan dari sistem IB. Ada beberapa metoda untuk
mengumpulkan informasi ini, seperti kuesioner dan sesi wawancara. Saat mengumpulkan kebutuhan dari pengguna bisnis, departemen
IT lokal juga harus diikutkan untuk menentukan sampai mana kemungkinan memenuhi
kebutuhan bisnis berdasarkan data yang ada Menggunakan
pendekatan berpusat pada pengguna selama tahap perancangan dan pengembangan
bisa meningkatkan kesempatan adopsi bagi pengguna sistem IB. Selain berfokus pada pengalaman user yang diberikan oleh
aplikasi IB, juga memungkinkan memotivasi pengguna menggunakan sistem dengan
menambahkan elemen kompetisi. Kimball menyarankan
mengimplementasikan suatu fungsi pada portal situs IB di mana laporan tentang
penggunaan sistem bisa ditemukan. Dengan melakukan hal tersebut, manajer bisa
melihat bagaimana departemennya bekerja dan membandingkan dirinya dengan yang
lainnya dan hal ini bisa memacu mereka untuk mendorong staf mereka menggunakan
sistem IB lebih sering.
Dalam sebuah artikel tahun 2007, H.
J. Watson memberikan sebuah contoh bagaimana elemen kompetitif dapat berguna
sebagai sebuah insentif.Watson menjelaskan bagaimana suatu pusat panggilan
mengimplementasikan dasbor performansi untuk semua agen panggilan, dengan bonus
insentif perbulan dikaitkan dengan metrik performansi. Juga, agen dapat
membandingkan performansi mereka dengan anggota tim lainnya. Implementasi dari
tipe pengukuran performansi ini dan kompetensi secara signifikan meningkatkan
performansi agen.
Kesempatan sukses untuk IB dapat
ditingkatkan dengan mengikutkan senior manajemen untuk membantu membuat IB
sebagai bagian dari kultur organisasi, dan dengan menyediakan pengguna
dengan alat-alat yang berguna, pelatihan, dan dukungan. Pelatihan mendorong
lebih banyak orang menggunakan aplikasi IB. Menyediakan
bantuan pengguna sangat diperlukan untuk menjaga sistem IB dan menyelesaikan
permasalahan pengguna.Dukungan pengguna dapat diikutkan dengan berbagai cara,
sebagai contohnya dengan membuat sebuah situs. Situs tersebut harus memiliki
isi yang bagus dan alat untuk mencari informasi yang diperlukan. Lebih lanjut,
dukungan helpdesk bisa digunakan. Help desk bisa dijalankan oleh
pengguna ahli atau tim proyek GD/IB.
2.9 Pangsa pasar
Ada sejumlah vendor inteligensi
bisnis, terkadang dikategorikan menjadi vendor independen "murni" dan
gabungan "megavendor" yang memasuki pasar lewat tren baru akuisisi
dalam industri IB.
Beberapa perusahaan yang
mengadopsi perangkat lunak IB memutuskan untuk memilih dari penawaran produk
yang terpisah (tapi yang terbaik) dibandingkan membeli satu solusi yang
terintegrasi secara komprehensif (layanan penuh).
2.10 Spesifik industri
Pertimbangan khusus untuk sistem inteligensi bisnis harus dilakukan pada
sektor-sektor tertentu seperti
regulasi bank pemerintahan. Informasi yang dikumpulkan oleh
institusi bank dan dianalisis dengan perangkat lunak IB harus dilindungi dari
grup atau individu tertentu, dan tersedia penuh untuk grup atau individu
lainnya. Oleh karena itu solusi IB harus sensitif terhadap kebutuhan tersebut
dan cukup fleksibel untuk beradaptasi terhadap regulasi baru dan perubahan
terhadap hukum yang ada
2.11 Data semi-terstruktur dan tak terstruktur
Bisnis menciptakan sejumlah besar informasi berharga dalam
bentuk surel, memo, catatan dari pusat panggilan, berita, grup pengguna,
percakapan, laporan, halaman situs, presentasi, berkas gambar, berkas video,
dan berita dan materi pemasaran. Menurut Merrill Lynch, lebih dari 85% dari
informasi bisnis ada dalam bentuk tersebut. Tipe informasi seperti ini disebut
data semi
terstruktur atau tak
terstruktur. Bagaimanapun juga, organisasi sering kali
hanya menggunakan
dokumen-dokumen itu sekali saja.
Manajemen
dari data semi terstruktur dikenal sebagai masalah utama yang tak terpecahkan
dalam industri teknologi informasi.Menurut proyeksi dari Gartner (2003),
pegawai kantor menghabiskan 30 sampai 40 persen waktunya mencari, menemukan dan
menilai data tak terstruktur. IB menggunakan data semi struktur dan tak
terstruktur, tapi yang pertama lebih mudah dicari, dan yang terakhir berisi
informasi yang sangat besar dibutuhkan untuk analisis dan pembuatan keputusan.Karena
kesulitan pada pencarian, penemuan dan penilaian yang baik dari data semi
terstruktur dan tak terstruktur, organisasi mungkin tidak menggunakan informasi
yang luas tersebut, yang bisa mempengaruhi keputusan tertentu, pekerjaan atau
proyek. Hal ini akhirnya mengarah pada buruknya informasi pembuatan keputusan.
Oleh
karena itu, saat merancang solusi GD/IB, masalah tertentu yang berhubungan
dengan data semi terstruktur dan tak terstruktur haruslah ditangani sebagaimana
halnya dengan data terstruktur.
2.12 Data tak terstruktur terhadap data semi-terstruktur
Data tak
terstruktur dan semi terstruktur memiliki makna yang berbeda bergantung pada
konteksnya. Pada konteks sistem database relasional, data tak terstruktur tidak
dapat disimpan dalam susunan kolom dan baris yang terprediksi. Salah satu tipe dari data tak
terstruktur biasanya disimpan dalam BLOB (binary large object), tipe data penampung-semua
yang ada di hampir semua sistem manajemen database relasional. Data
tak terstruktur juga bisa mengacu pada pola kolom berulang yang tidak teratur
atau acak yang beragam disetiap baris dalam berkas atau dokumen.
Kebanyakan tipe data seperti
itu, seperti surel, berkas teks, presentasi, berkas gambar, dan berkas video
memenuhi standar yang memberikan kemungkinan adanya metadata. Metadata bisa mengikutkan
informasi seperti penulis dan waktu dibuat, dan itu bisa disimpan dalam
database relasional. Oleh karena itu, akan lebih akurat berbicara tentang hal
ini sebagai dokumen atau data semi-terstruktur tapi tampaknya belum ada
konsensus tertentu yang telah tercapai.
Data tak terstruktur juga bisa
menjadi pengetahuan yang pengguna bisnis miliki tentang tren bisnis di masa
depan. Peramalan bisnis secara alami menyesuaikan dengan sistem IB karena
pengguna bisnis berpikir tentang bisnis mereka dalam makna keseluruhan.
Menangkap pengetahuan bisnis yang mungkin hanya ada dalam pikiran pengguna
bisnis menyediakan nilai data paling penting untuk sebuah solusi IB yang
komplit.
2.13 Masalah dengan data semi-terstruktur atau tak-terstruktur
Ada beberapa
tantangan dalam mengembangkan IB dengan data semi-terstruktur. Menurut Inmon
dan Nesavich, beberapa diantaranya yaitu:
- Secara fisik mengakses data tekstual tak-terstruktur - data tak terstruktur disimpan dalam berbagai format.
- Terminologi - Di antara peneliti dan analis, ada kebutuhan untuk mengembangkan termilogi yang standar.
- Volume data - Sebagaimana yang dinyatakan sebelumnya, sampai 85% dari semua data yang ada adalah semi-terstruktur. Gabungkan hal tersebut dengan kebutuhan untuk analisis semantik dan kata-per-kata.
- Pencarian dari data tekstual tak-terstruktur - Pencarian sederhana pada beberapa data, misalnya apel, menghasilkan tautan yang memiliki acuan terhadap istilah yang dicari. Sebagai contoh: "suatu pencarian dilakukan untuk istilah tindak pidana. Dalam pencarian sederhana, istilah tindak pidana digunakan, dan di mana pun ada suatu acuan ke kata tindak pidana, sampai pada dokumen tak terstruktur. Tapi pencarian yang sederhana adalah kasar. Ia tidak menemukan referensi ke kriminal, aksi pembakaran, pembunuhan, penggelapan, kematian karena tabrakan, dan lainnya, walaupun jenis kejahatan ini adalah tipe dari tindak pidana."
2.14 Penggunaan metadata
Untuk
menangani masalah pencarian dan penilaian dari data, sangat diperlukan untuk
mengetahui tentang isinya. Hal ini bisa dilakukan dengan menambahkan konteks
lewat penggunaan metadata.
Banyak sistem telah menggunakan metadata (misalnya, nama berkas, penulis,
ukuran, dll), tapi yang lebih berguna tentu metadata tentang apa yang ada dalam
isi misalnya, kesimpulan, topik, orang atau perusahaan yang disebutkan. Dua
teknologi dirancang untuk menghasilkan metadata tentang yaitu kategorisasi otomatis dan ekstraksi informasi.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Melihat dari manfaat sistem
informasi manajemen dalam intelijen bisnis untuk bidang dunia bisnis menurut
saya dapat membantu untuk memajukan perkembangan bisnis bagi para pelaku
bisnis. Dapat dimanfaatkan untuk menganalisis keuangan, produksi, distribusi,
dan untuk mengetahui pangsa pasar suatu produk
dalam suatu perusahaan. sehingga para pelaku bisnis dapat mengontrol
kinerja para pegawai dalam sistem perusahaan tersebut.juga dapat meminimalisir
resiko kerugian yang akan dialami perusahaan sehingga para pelaku dunia bisnis
dapat mendapatkan keuntungan dalam bisnis. Para pelaku dunia bisnis harus terus
mengontrol perusahaan atau usahanya agar dapat mengembangkan usahanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar